Wahai hati,
Sekelumit rasa yang gugur ke tanah impian
Menyemai benih cinta yang terlarang di taman yang indah
Yang bebunga mekar tumbuh melingkar
Cukup dibaja perasaan yang tidak terkawal
Sehingga meliar memenuhi taman hati
Hari berlalu dipenuhi rindu
Sang rembulan memaparkan wajah si dia
Hembusan angin membawa bisikan manjanya
Sinaran mentari bagai lirik matanya
Cintakah itu wahai hati
Atau sekadar bayangan opera hidup
Sedang hatimu tiada ruang kekosongan
Disampingmu sudah ada yang bertahta
Terlebih dahulu dari si bunga ini
Berbicaralah wahai hati
Yang berada di mata lebih nyata dari suri hatimu
Usah biarkan bicara manja pemutus rasa
Kerana suri tak pernah berkata
Cinta hatinya bukan dirimu wahai hati
Saturday, August 6, 2016
Thursday, July 7, 2016
Hati
Sukar untukku mengerti
Mencari jawaban yang pasti
Persoalan mendatang menyelimuti diri
Merantai naluri memenjarakan hati
Mematahkan kudrat menghadap sepi
Menguburkan semangat menuju hakiki
Senyum tawa yang terlukis nyata
Gurau senda yang terpandang dimata
Bicara ria yang terdengar merata
Itu hanya pengubat derita
Wahai hati
Mengapa terus melangkah pergi
Membawa diri mencari erti
Seperti ada suri yang sudah menanti
Yang bisa merawat lukamu hati
Usahlah meratapi sepi
Bebaskanlah badi biarkan pergi
Kerna dirimu wahai hati
Akan bangkit dan terus berdiri
Mencari jawaban yang pasti
Persoalan mendatang menyelimuti diri
Merantai naluri memenjarakan hati
Mematahkan kudrat menghadap sepi
Menguburkan semangat menuju hakiki
Senyum tawa yang terlukis nyata
Gurau senda yang terpandang dimata
Bicara ria yang terdengar merata
Itu hanya pengubat derita
Wahai hati
Mengapa terus melangkah pergi
Membawa diri mencari erti
Seperti ada suri yang sudah menanti
Yang bisa merawat lukamu hati
Usahlah meratapi sepi
Bebaskanlah badi biarkan pergi
Kerna dirimu wahai hati
Akan bangkit dan terus berdiri
Subscribe to:
Posts (Atom)